Selasa, 30 Januari 2024
Selasa, 23 Januari 2024
Rutin Terapi, Orang Tua Anak Disabilitas Berharap Kesembuhan Untuk Anaknya
sumber: tim dbm |
BLORA (Difabelnews.online) – Tim DBM melakukan home visit kepada Nur Hilwa Layyina, penyandang disabilitas lumpuh layu dari Desa Tambahrejo Kecamatan Tunjungan, Selasa (12/9/2023).
Siti Muntarin, selaku pendamping lapangan (PL) mengatakan bahwa kunjungan ini adalah untuk menyalurkan bantuan kursi roda dari Bapak Wakapolri. “Karena adek Nur Hilwa ini belum memiliki kursi roda dan memang sangat membutuhkan untuk kesehariannya,” terangnya.
Siti Nur Azizah, ibu Nur Hilwa menyampaikan bahwa anaknya ketika baru lahir tidak langsung menangis. “Sampai saat ini anak saya masih rutin terapi di RSUD Blora dengan menggunakan BPJS. Alhamdulillah, paling tidak ototnya tidak kaku dan membawa perubahan baik,” ungkapnya.
Siti Nur Azizah menyampaikan terima kasih kepada Bapak WAKAPOLRI dan tim DBM yang sudah menyalurkan.
Audiensi ke POLRES, DBM Tanyakan Syarat SIM D untuk Disabilitas
sumber: tim dbm |
Blora, Difabel News – Hari ini DBM mengadakan audiensi dengan POLRES Blora berkaitan hak-hak disabilitas. Sriyono selaku perwakilan DBM menyampaikan bahwa di antara pembahasan kegiatan ini adalah berkaitan dengan aksesibilitas, MoU kerjasama, SIM D disabilitas.
Kegiatan Audiensi ini berada di ruang pertemuan POLRES Blora dengan dihadiri langsung oleh AKBP Agus Puryadi, selaku KAPOLRES Blora, Kompol Riwayat Sosiyanto selaku WAKAPOLRES Blora, AKP Lilik Widyastuti sebagai Kepala Satuan Bimbingan Masyarakat.
Sriyono menyampaikan bahwa saat ini sedang melakukan pendampingan perempuan disabilitas di enam kecamatan. Sebelumnya DBM pernah melakukan kegiatan Sarasehan terkait advokasi korban kekerasan perempuan disabilitas. Kegiatan audiensi ini kemudian juga akan membahas MoU sebagai tindak lanjutnya. Kemudian berkaitan dengan SIM D untuk disabilitas yang hanya beberapa yang sudah terakomodir juga berkaitan dengan aksesibilitas fisik dan non fisik.
Terkait MoU tindak lanjut dari pelatihan, AKBP Agus Puryadi menginginkan adanya keterlibatan teman-teman disabilitas jika ada kasus. “Sebaiknya langsung saja jika mengetahui ada kasus untuk segera dilaporkan. Itu justru tindak nyata dari keterlibatan teman-teman disabilitas,” terangnya.
Beliau juga menghimbau terkait kasus-kasus yang saat ini ramai di Kabupaten Blora. “Di Blora sedang banyak sekali kasus penipuan, misal pembelian mobil. Kemudian yang lagi tren juga orang kesetrum jebakan tikus, di Kedung Tuban dan Menden. Kebakaran dan kasus bunuh diri juga, nanti akan saya kumpulkan Bhabinkamtibmas untuk memberi edukasi kepada masyarakat,” katanya.
“Berkaitan dengan SIM D untuk disabilitas kita dorong untuk teman-teman bisa memiliki dan bisa mendukung dengan syarat-syarat yang sudah ada. Namun, memang untuk persyaratan berkembang kalau motor dengan roda tiga kita perbolehkan, kalau roda dua itu membahayakan bukan hanya diri sendiri namun juga orang lain. Untuk pengguna mobil, kami belum bisa memastikan dan mohon diberi waktu,” pungkasnya.
Tim DBM Sarankan Kolaborasi Pemasaran Produk Antar PERDIFA
sumber: tim dbm |
Difabel Blora Mustika (DBM) adakan Group Meeting yang dihadiri oleh enam kecamatan dampingan. Enam kecamatan sasaran itu yakni, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Kunduran, Kecamatan Jepon, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Tunjungan dan Kecamatan Bogorejo. Masing-masing kecamatan menghadirkan lima perwakilan perempuan disabilitas, Minggu (17/9).
Sriyono, selaku perwakilan DBM, menyampaikan bahwa kita akan melakukan FGD (Focus Group Discussion) yang setiap kelompok ada diacak dan kemungkinan akan memiliki anggota dari setiap PERDIFA. “Karena dari kelompok satu dan yang lain itu berbeda, nanti diharapkan bisa menyampaikan apa yang sedang dikerjakan, dan ide yang akan dilakukan untuk kolaborasi. Perlu diingat bahwa pendampingan ini tinggal satu bulan lagi dan harapannya ke depan teman-teman dampingan bisa melanjutkan sendiri dan mandiri,” terangnya.
Sebelum melakukan FGD, tim DBM mengadakan mic take over yang diisi oleh teman-teman dampingan yang berkenan. Di antaranya, ada yang bercerita pengalaman, kelompok usaha, pemasaran produk, dll.
Barokhatin, salah satu fasilitastor menyampaikan bahwa FGD ini dilakukan salah satunya untuk kolaborasi antar PERDIFA. “Setelah melakukan diskusi, masing-masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusi di depan forum dan akan diberi tanggapan,” katanya.
“Ada komitmen yang harus dilakukan ketika ada program kolaborasi, yakni siap melayani ketika ada pesanan, komunikasi terkait ketersediaan produk dan harga yang beda untuk reseller dan konsumen,” terang Barokhatin.
Sebagai saran, Moh. Abdul Ghofur selaku ketua menyampaikan bahwa hasil diskusi tadi ada yang berkaitan dengan manajemen keuangan. “Silahkan didiskusikan lebih lanjut dengan pendamping masing-masing. Kas yang ada silakan dimanfaatkan untuk modal, keuntungannya bisa dibagi bersama sehingga pokoknya tetap utuh,” kata Ghofur.
sumber: tim dbm |
Pelatihan Penguatan Advokasi, Kelompok Dampingan Dibekali Wawasan Mengenai Kekerasan Seksual
sumber: tim dbm |
Difabel Blora Mustika (DBM) adakan kegiatan Pelatihan Penguatan Advokasi Korban Kekerasan pada Perempuan Disabilitas. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan lima perempuan disabilitas masing-masing kecamatan dampingan. Kegiatan ini bertempat di Hotel Mustika dengan dihadiri juga oleh satu project leader, satu finance officer, tiga project officer dan tiga support staff, Sabtu (23/10).
Moh. Abdul Ghofur, selaku ketua DBM mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk membekali kelompok dampingan terkait advokasi korban kekerasan terhadap perempuan disabilitas.
“Misal ada di sekitar kita, karena banyak kasus kekerasan seksual yang pelakunya dari orang terdekat. Kita berharap teman-teman bisa menyikapi dan bertindak jika ada kasus semacam itu di sekitar kita. Kita pernah mendampingi, itu juga kita kerepotan apalagi memang kalau berakhir dengan kekeluargaan,” terang Ghofur.
Menurut Siti Barokhatin Ni’mah selaku fasilitator, kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Yayasan SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak), yakni Ayatullah RK dan Nurul Saadah Andriani.
Sebagai pembuka, fasilitator dari tim DBM memaparkan terkait isu kekerasan yang menimpa perempuan disabilitas di Kabupaten Blora. “Selama dua tahun ini, kami pernah mengunjungi dua korban kekerasan yang sampai hamil. Dan yang terakhir ini adalah korban dengan disabilitas ruwi dan grahita, tekdakwa yang merupakan ayah korban dinyatakan bebas,” terang Ririn.
Ghofur berharap, ada tenaga ahli yang bisa mengerti bagaimana berkomunikasi dengan tema-teman ruwi (rungu wicara) dan grahita, dan disabilitas yang lain. Narasumber-narasumber hebat kami datangkan untuk memotivasi para perempuan disabilitas. “Harapannya para peserta dapat terlibat aktif dalam diskusi dan menyampaikan permasalahan serta pertanyaan-pertanyaan yang bisa membangun dan menambah wawasan baru,” ujar Ghofur.
sumber: tim dbm |
Diskusi Kesulitan-kesulitan yang Menimpa Disabilitas, Nurul Saadah Berharap Perempuan Disabilitas Memahami Value Diri
sumber: tim dbm |
Difabel Blora Mustika (DBM) adakan kegiatan Pelatihan Penguatan Advokasi Korban Kekerasan pada Perempuan Disabilitas hari kedua. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan lima perempuan disabilitas masing-masing kecamatan dampingan. Acara ini bertempat di Hotel Mustika dengan dihadiri juga oleh satu project leader, satu finance officer, tiga project officer dan tiga support staff, Minggu (24/9).
Dalam kegiatan yang dilakukan pada hari kedua, Nurul Saadah Andriani memberikan tugas untuk peserta berkaitan dengan hambatan yang dimiliki perempuan disabilitas sesuai dengan kedisabilitasan yang dimiliki.
“Memang banyak sekali situasi-situasi yang menimpa perempuan disabilitas. Itu karena apa? Kita itu sebagai penyandang disabilitas selalu dilingkupi oleh pandangan orang lain yang bisa jadi salah. Misal tidak boleh menikah, karena nanti akan merepotkan. Ada juga yang takut jika nanti menurun ke anak. Kita itu dilahirkan dengan akal, kita pasti bisa mengatasi situasi yang kita jalankan. Seakan sejak kecil kita sudah dicekoki bahwa kita beda, tidak bisa,” terangnya.
Selain itu, peserta juga diberi tugas untuk menggambar tubuh perempuan beserta identifikasi nama organ. “Kenapa kita diminta menggambar, agar kita lebih mengenali dan cukup percaya diri bahwa kita tidak beda dengan yang lain. Jadi, tidak ada satupun yang boleh menghina kita, karena kita sudah diciptakan sebagaimana adanya. Kita punya nilai, pikiran, rahim, vagina, tidak ada yang boleh melakukan pemaksaan, kekerasan. Kita boleh menyampaikan suara kita, isyarat kita karena kita memiliki hak yang sama,” kata Nurul.
Barokhatin, selaku panitia menyampaikan bahwa DBM berharap kegiatan ini akan memberi dampak positif untuk kelompok dampingan. “Jadi, sebagai perempuan disabilitas mereka sudah terbekali pengetahuan serta jika ada kasus yang menimpa tetangga atau orang di sekitar bisa turut berkontribusi,” tanyanya.
Manfaatkan Jaringan, DBM akan Iklankan Produk Minuman Instan Seger Waras di Radio Blora
Difabel Blora Mustika (DBM) adakan internal meeting untuk membahas jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan di bulan Oktober. Kegiatan ini dihadiri oleh project leader, satu finance officer, tiga project officer, dan dua support staff, Selasa (3/10).
Moh. Abdul Ghofur, selaku project leader mengatakan bahwa selain membahas jadwal kegiatan juga bulan ini merupakan bulan terakhir pendampingan. “Kita perlu mempersiapkan apa-apa yang dibutuhkan saat ada monitoring dari tim Voice Indonesia,” terang Ghofur.
Kemudian Sriyono selaku finance officer juga menambahi terkait produk minuman instan yang akan diiklankan di radio. “Kita branding dengan nama besar minuman Seger Waras di antaranya ada minuman kunir asem, temulawak, beras kencur, kopi mengkudu, dan teh mengkudu semua diharapkan bisa turut mempromosikan. Ke depannya semoga bisa menjadi usaha yang berkelanjutan setelah pendampingan ini selesai,” terangnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Siti Muntarin selaku project officer juga menyampaikan bahwa ketika ada monitoring perlu dipersiapkan seluruh dampingan. “Seluruh pendamping lapangan silakan mempersiapkan dampingan masing-masing. Semoga ketika pendampingan selesai, usaha dan organisasi teman-teman tetap berlanjut dan bermanfaat untuk semua,” tutupnya.
sumber: tim dbm |
DBM Berharap Perempuan dengan Disabilitas di Blora Menjadi Agen Perubahan untuk Isu Lingkungan
sumber: tim dbm |
Blora - Difabel Blora Mustika (DBM) saat ini sudah memulai kembali kerja sama dengan Global Greengrants Fund untuk program peningkatan kapasitas perempuan dengan disabilitas. Project ini dilaksanakan di tiga kecamatan binaan, yakni Kecamatan Banjarejo. Kecamatan Tunjungan, dan Kecamatan Ngawen dengan harapan perempuan dengan disabilitas menjadi agen perubahan untuk isu lingkungan.
Kelompok perempuan disabilitas Kecamatan Banjarejo sudah melakukan pertemuan perdana dengan didampingi oleh Pendamping Lapangan, Sofi Nurlaila Hanum. Sofi menyampaikan bahwa kegiatan ini harapannya dapat membantu perempuan dengan disabilitas untuk menghadapi perubahan iklim dan dampak perubahannya di wilayan Kabupaten Blora ini.
“Kegiatan ini dilakukan salah satunya dengan penanaman pohon dan memanfaatkan hasil dari pohon tersebut untuk penyediaan obat-obatan alami,” ungkap Sofi yang juga merupakan penyandang disabilitas paraplegia.
Gemi, salah satu perempuan disabilitas sangat antusias dengan kegiatan ini karena perubahan iklim yang terjadi saat ini sangat mempengaruhi kegiatan pertanian. “Kami berharap kegiatan ini bisa membantu menyeimbangi kegiatan pertanian yang mayoritas dijalani teman teman, yaitu jagung dan padi. Keduanya sangat mengandalkan kondisi iklim, beda dengan pertanian palawija yang tidak terpengaruh oleh musim,” ujar Gemi.
sumber: tim dbm |
MASYARAKAT KABUPATEN BLORA HARUS DEWASA DAN CERDAS MENENTUKAN PILIHAN UNTUK TANAH KELAHIRAN
Dengan cara apa dan melakukan apa agar warga masyarakat SADAR pentingnya memiliki perwakilan di kursi DPR-RI untuk ikut memikirkan kemajuan dan pembangunan tanah kelahiran.Kata dari salah satu Difabel blora yang berinisial AR "MASAK KABUPATEN BLORA MEMILIKI PERWAKILAN DPR-RI HARUS MENUNGGU 10 -100 tahun baru DEWASA tidak mudah di pengaruhi dan di akali" Saya saja tidak memiliki kaki akibat di amputasi masih mikir kemajuan tanah daerah masak yang tercipta sempurna memilih masih berfikir saku.Saya berharap warga masyarakat blora cerdas dan dewasa jangan malu-maluin tanah kelahiran.
Di era modern banyak lulusan warga kabupaten Blora dari perguruan tinggi dan sudah melek digital. Seharusnya kesalahan tahun lalu jangan diturunkan , tidak terulang dan di ulang lagi.Hal yang membuat malu daerah tanah kelahiran seharusnya ditiadakan alias di hilangkan.
Tentu tidak lepas dari kedewasaan berfikir dan memikirkan kemajuan tanah kelahiran.Peran semua pihak dan kekompakkan warga blora "MILEH TONGGO MILEH WONG ASLI MANGHON BLORO SENG NGERTI BLORO".
Dengan adanya edukasi dari kami Penyandang Disabilitas memikirkan kemajuan Blora sudah seharusnya banyak dukungan dan juga perhatian semua lapisan masyarakat yang ada di Kabupaten Blora.Makannya kami mengirim perwakilan dari Penyandang Disabilitas Caleg DPR RI. MOH .ABDUL GHOFUR dari PPP dapil III NO 7 .
Karena prihatin " masak blora memiliki 16 Kecamatan hak suara hampir 800 ribu nomor 2 suara terbanyak di Jawa tengah setelah kabupaten Grobogan tidak memiliki perwakilan di DPR-RI.Seharusnya dengan suara 704.285 Kabupaten Blora Memiliki 4-5 kursi di DPR-RI.(Tim Difabelnews.online)
Inilah Sofi Nurlaila Hanum, Disabilitas Peraih Penghargaan Gender Champion Blora 2021
Sofi Nurlaila Hanum (memakai kursi roda) peraih penghargaan sebagai salah satu Gender Champion 2021 Kabupaten Blora, Rabu (9/3/2022) BLORA...
-
Dalam proses PEMILU Kabupaten Blora Memiliki hak suara kurang lebih 704.285 Jiwa.Di Dapil III Jawa Tengah Kabupaten Blora yang memiliki su...
-
sumber: tim dbm Blora - Difabel Blora Mustika (DBM) saat ini sudah memulai kembali kerja sama dengan Global Greengrants Fund untuk program...
-
sumber: tim dbm Difabel Blora Mustika (DBM) adakan kegiatan Pelatihan Penguatan Advokasi Korban Kekerasan pada Perempuan Disabilitas. Keg...